Kesabaran dan Keberanian : Perjalanan Dakwah Rasulullah dalam Menyebarkan Islam
(Ilustrasi
: Canva)
Kota
Makkah merupakan pusat agama bagi bangsa Arab. Pada saat itu terdapat para
pengurus berhala serta patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh masyarakatnya.
Sehingga, melakukan perubahan di kota Makkah akan lebih sulit. Begitupun dengan
perjalanan dakwah Rasulullah, sangatlah tidak mudah. Karena itulah dakwah
dimulai dengan sirri (sembunyi-sembunyi) selama 3 tahun. Agar penduduk
Makkah tidak dikagetkan dengan hal yang bisa saja
memancing emosi mereka.
Hal
pertama yang dilakukan Rasulullah adalah menawarkan Islam kepada orang-orang
yang hubungannya dekat dengan beliau, keluarga serta sahabat-sahabat karib.
Mereka semua didakwahi untuk memeluk Islam. Istri Nabi, Ummul Mukminin,
Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib serta banyak lagi, mereka semua
memeluk islam dan dikenal sebagai as-Sabiqun al-Awwalun (orang-orang
yang paling dahulu dan pertama masuk Islam).
Tiga
tahun telah berlalu, Ketika wahyu datang kepada Rasulullah untuk menyampaikan
ajaran secara terang-terangan (jahriyyah) ayat pertama yang di terima adalah :
وَاَنْذِرْ عَشِيْرَتَكَ الْاَقْرَبِيْنَ
“Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat.” (QS. asy-Syu’ara :214)
Maka setelah turunnya
ayat tersebut, Rasulullah mengundang para kerabat terdekatnya, Bani Hasyim
untuk menyampaikan risalah. Pada kejadian tersebut Abu Thalib berjanji untuk
melindungi dan membelanya meskipun ia belum siap untuk meninggalkan agama Abdul
Muththalib.
Yakin dengan pembelaan
pamannya, suatu hari Rasulullah berdiri diatas bukit Shafa untuk menyampaikan
risalah kenabian kepada kaum Quraisy. Namun Abu Lahab mencelanya, maka Ketika
itu turunlah ayat
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab…” (Al-Lahab
: 1)
Dakwah islam secara terang-terangan dilakukan
di tempat-tempat berkumpul dan bertemunya kaum musyrikin. Hal ini membuat
semakin banyak orang yang masuk ke Agama Allah satu persatu. Melihat ini, kaum
Quraisy merasa sangat kesal.
Kaum Quraisy berusaha menghentikan dakwah Rasulullah.
Langkah pertama yang mereka lakukan yaitu mengejek, menghina, dan juga
melemparkan berbagai macam tuduhan. Kedua, mencemarkan ajaran-ajaran yang
dibawa oleh Rasulullah. Ketiga menghalangi orang-orang agar tidak dapat
mendengarkan Al-Qur’an. Berbagai tindakan yang sangat menyakitkan di terima
oleh Rasulullah SAW dan para sahabat dari Abu Lahab dan kaumnya.
Penindasan itu terjadi pada pertengahan atau
akhir tahun ke-4 kenabian, pada mulanya tidak seberapa. Namun, pada pertengan
tahun ke-5 kenabian perlakuan mereka semakin keras, seakan tidak ada tempat
yang aman di Makkah. Pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, Rasulullah
mengizinkan 2 rombongan dengan waktu keberangkatan yang berbeda untuk hijrah ke
negeri Habasyah (Ethiopia). Di negeri tersebut kaum muslimin hidup dengan aman
dan mendapat perlindungan dari penguasa Habasyah.
Dengan kegagalan kamu Quraisy mencegah dakwah
Nabi, mereka menempuh jalan pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muththalib dengan
melarang pernikahan, jual beli, bergaul, berkunjung, dan juga berbicara kepada
mereka kecuali jika mereka menyerahkan Rasulullah untuk dibunuh. Namun
ternyata, kaum Quraisy lah yang rugi dengan terjadinya kelaparan yang luar
biasa.
Setelah 3 tahun pemboikotan, pada bulan
Muharram tahun 10 kenabian terjadilah pembatalan pemboikotan tersebut. Kaum
muslimin Kembali pada kehidupan semula, sedangkan orang-orang kafir tetap
berusaha menghalangi dakwah Rasulullah.
Di tahun yang sama, Abu Thalib wafat karena
sering mengalami sakit. Ia meninggal tetap dalam kondisi tidak beriman kepada
Allah. Dua bulan setelah itu, Siti Khadijah (Ummul Mu’minin) wafat
diusia 65 tahun. Setelah berduka atas kehilangan dua orang yang selalu berada
di sisi Rasulullah, beliau mencoba berhijrah ke Thaif, namun kenyataannya
penduduk Thaif memperlakukan beliau dengan kasar, begitupun para sahabat.
Karenanya, tahun itu dikenal sebagai Tahun kesedihan (‘Aamul Huzni).
Pada tahun 630 Masehi (Tahun ke-8 Hijriyah),
Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menguasai kota Makkah. Penaklukan ini
merupakan bukti kemenangan islam atas berbagai rintangan. Di tahun 632 Masehi
Rasulullah menyampaikan khutbah terakhirnya dengan menyampaikan pesan-pesan
tentang pentingnya menghormati hak-hak dan martabat setiap individu. Rasulullah berdakwah sampai akhir hayatnya.
Hingga akhirnya Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11
Hijriyah di usianya yang ke-63 tahun.
0 Response to "Kesabaran dan Keberanian : Perjalanan Dakwah Rasulullah dalam Menyebarkan Islam"
Posting Komentar